![]() |
Usianya baru 15 tahun, tapi KIMIKA sudah menunjukkan bahwa musik bisa menjadi medium untuk menyuarakan kerinduan, harapan, bahkan penyesalan. Foto: Antara |
Mediatama Prakarsa, Jakarta - Usianya baru 15 tahun, tapi KIMIKA sudah menunjukkan bahwa musik bisa menjadi medium untuk menyuarakan kerinduan, harapan, bahkan penyesalan.
Lewat single keduanya yang bertajuk "Rewritten", musisi muda ini mengajak pendengar membayangkan: bagaimana jika kita bisa kembali dan memperbaiki jalan hidup yang sudah ditempuh?
“Waktu memang gak bisa diulang, tapi keinginan untuk memperbaiki masa lalu itu nyata,” ujar KIMIKA, mengungkapkan latar belakang terciptanya lagu ini.
Lagu ini lahir dari ruang renung seorang remaja, saat KIMIKA mengalami writer’s block. Namun justru dalam keterbatasan itu, lirik "Rewritten" berhasil ia selesaikan hanya dalam waktu dua jam. Sebuah pencapaian yang menunjukkan bagaimana emosi yang kuat bisa melahirkan karya otentik.
Tak hanya menulis lirik, KIMIKA juga turun langsung sebagai produser. Pengalamannya saat merilis single pertama "Box of Time" memberinya bekal untuk menyusun "Rewritten" dengan lebih terarah dan matang.
Secara musikal, "Rewritten" dibungkus dengan nuansa sederhana—tempo lambat, petikan gitar akustik, bassoon di intro, dan dominasi bass gitar yang menjadi fondasi utama. Kesederhanaan ini justru memperkuat emosi dalam setiap bait liriknya.
Kini, lagu "Rewritten" sudah bisa dinikmati di berbagai platform digital. Sebuah karya yang lahir dari imajinasi tentang masa lalu, namun justru memberi napas baru untuk masa depan musik Indonesia.
Follow Mediatama Prakarsa untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel