Mediatama Prakarsa, Jakarta - Korupsi bukan sekadar kejahatan sosial dan moral, tetapi juga perbuatan yang sangat dilaknat oleh Allah SWT. Dalam ajaran Islam, tindakan mengambil hak orang lain secara tidak sah ini mendapat ancaman keras, bahkan hingga di Hari Kiamat kelak.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Abbas dan Ubadah bin as-Shamit RA, Rasulullah SAW bersabda.
“Tunjukkanlah jarum jahit dan barang yang dijahit. Dan hindarilah korupsi, karena korupsi akan menjadikan perilakunya telanjang di Hari Kiamat.” (HR. Ad-Darimi).
Pesan tersebut menunjukkan betapa besar dosa korupsi, hingga sekecil apa pun bentuknya akan dimintai pertanggungjawaban. Syarwani, penulis buku Agar Terhindar dari Jerat Korupsi (40 Hadits Shahih), menjelaskan bahwa Islam memberi kebebasan kepada manusia untuk berbuat, namun kebebasan itu tidak tanpa batas. Setiap tindakan, baik atau buruk, akan kembali kepada pelakunya.
Menurut alumni UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu, hadits tentang jarum jahit menjadi pengingat penting bahwa integritas dan transparansi adalah nilai mutlak.
“Korupsi tidak butuh dicaci, tapi dijauhi,” ujarnya.
Lebih jauh, ancaman berat juga disampaikan Rasulullah SAW terhadap pemimpin yang berbuat curang kepada rakyatnya. Dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim, Ma’qal RA meriwayatkan sabda Nabi SAW:
“Tidak ada seorang pemimpin yang menjadi pemimpin kaum Muslimin kemudian ia menipu rakyatnya, kecuali Allah mengharamkan atasnya surga.”
Pesan ini menegaskan bahwa tanggung jawab seorang pemimpin bukan hanya di dunia, tetapi juga di hadapan Allah kelak. Korupsi, sekecil apa pun bentuknya, akan menjadi beban berat yang menutup pintu surga bagi pelakunya—selama ia belum bertaubat dengan sungguh-sungguh. (ROL)
Follow Mediatama Prakarsa untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel