Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota menyerahkan beras premium secara simbolis kepada keluarga penerima manfaat.
Setiap keluarga memperoleh 30 kilogram beras untuk kebutuhan tiga bulan (Juli–September).
Tahun ini, program Rastrada menyasar 2.250 keluarga penerima manfaat di 15 kelurahan, meningkat dari 1.500 keluarga pada tahun sebelumnya.
“Dengan adanya bantuan Rastrada ini, kebutuhan pangan pokok masyarakat tidak mampu dapat terpenuhi sehingga meringankan beban pengeluaran mereka,” ungkap Ngatiyana.
Pemkot Cimahi menargetkan program Rastrada berjalan dalam empat termin sepanjang 2025, bekerja sama dengan Perum Bulog Cabang Bandung dan perangkat daerah.
Sejak digulirkan tahun 2018, program ini diperuntukkan bagi keluarga miskin yang tidak terakomodasi dalam Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) atau Program Sembako pemerintah pusat.
Selain Rastrada, Pemkot Cimahi juga menggelar pasar murah di setiap kecamatan hingga tingkat kelurahan.
Hingga September, sebanyak 12 ton beras disalurkan melalui pasar murah guna menekan dampak kenaikan harga.
“Harga beras memang naik sekitar seribu rupiah per kilogram, sehingga pasar murah ini menjadi solusi agar masyarakat tetap terbantu,” jelas Ngatiyana.
Tidak hanya fokus pada ketahanan pangan, Pemkot Cimahi turut memberikan akses pendidikan gratis.
Melalui kerja sama dengan Politeknik TEDC, sebanyak 106 mahasiswa dari keluarga penerima manfaat bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang D3 atau D4 tanpa biaya, sekaligus dipersiapkan masuk ke dunia kerja.
“Ini bukti pemerintah hadir, tidak hanya dalam bentuk bantuan beras, tetapi juga dalam membuka kesempatan pendidikan bagi generasi muda,” tambahnya.
Ngatiyana menegaskan penyaluran bantuan dilakukan secara transparan dengan verifikasi ketat, memprioritaskan keluarga miskin, penyandang disabilitas, dan lanjut usia. Dengan kombinasi Rastrada, pasar murah, dan program pendidikan, Pemkot Cimahi berharap mampu menekan angka kemiskinan secara bertahap sekaligus meringankan beban hidup masyarakat. (Bd20)