TpzoBSM0TUOlTpAoBSW9GUC9GA==

Gaza Lapar dan Tercekik, Amnesty Serukan Keadilan

Gaza Lapar dan Tercekik, Amnesty Serukan Keadilan (Ip) 

Mediatama Prakarsa, Gaza - Dalam laporan terbarunya, Amnesty International melontarkan kecaman keras terhadap Israel atas penggunaan kelaparan sebagai alat perang dan genosida terhadap warga sipil Palestina.

Alih-alih meredakan penderitaan, sistem distribusi bantuan yang diberlakukan selama lebih dari sebulan justru menjerumuskan masyarakat Gaza ke dalam jurang krisis kemanusiaan yang kian dalam.

"Bukti yang kami kumpulkan menunjukkan adanya niat untuk menciptakan kondisi hidup yang tidak manusiawi, dengan tujuan menghapus rakyat Palestina secara fisik. Ini merupakan salah satu unsur utama dalam kejahatan genosida,” tulis Amnesty dalam laporannya yang dirilis pada Kamis (3/7/2025).

Dari Saksi Mata: Lapar, Luka, dan Keputusasaan


Laporan tersebut mengangkat kesaksian memilukan dari tenaga medis dan warga sipil di Gaza serta Khan Yunis, yang menggambarkan penderitaan tak terperi akibat blokade bantuan. Pasukan Israel diduga sengaja menutup akses masuk bantuan dan menerapkan sistem distribusi yang membahayakan warga.

"Ratusan tewas, ribuan terluka hanya karena mencoba meraih bantuan. Ini bukan kegagalan logistik ini adalah metode distribusi yang mematikan dan tidak bertanggung jawab,” ujar Sekjen Amnesty, Agnes Callamard.

Ketika Dunia Sibuk, Anak-anak Gaza Mati Lapar


Di tengah eskalasi geopolitik lain, Amnesty memperingatkan bahwa fokus dunia telah teralihkan, sementara genosida di Gaza terus berlangsung dalam senyap. Data Amnesty menunjukkan sedikitnya 66 anak meninggal karena gizi buruk sejak Oktober 2023 angka yang disinyalir jauh dari realitas sesungguhnya.

Rumah Sakit Jadi Saksi Luka yang Tak Terlihat


Kondisi rumah sakit di Gaza kian genting. Lebih dari 18.700 anak telah dirawat karena kekurangan gizi akut sejak awal 2025. Dokter melaporkan kondisi tragis: kekurusan ekstrem, pertumbuhan terhambat, gangguan kekebalan tubuh, hingga trauma psikologis.

"Setiap hari, 15% anak yang kami periksa menunjukkan gejala malnutrisi berat. Ini bukan sekadar darurat ini bencana kemanusiaan,” ungkap Dr. Susan Marouf dari RS Asdaq.

“Luka fisik dan psikis dari perang dan kelaparan ini akan menghantui anak-anak Gaza seumur hidup," tambah Dr. Wafaa Abu al-Nimr dari Khan Yunis

Bantuan Kemanusiaan Dijadikan Senjata


Amnesty mengecam keras penggunaan bantuan sebagai alat tekanan politik. Lebih dari 850 truk bantuan PBB tertahan di perbatasan al-Arish, dan Israel terus menahan pasokan gas dan bahan bakar sejak Maret. Rumah sakit lumpuh, dapur umum tak bisa beroperasi, dan lahan pertanian dihancurkan sistematis.

“Mencari bantuan kini seperti berjalan menuju maut,” tegas Amnesty.

Dunia Harus Bertindak: Akhiri Genosida, Tuntut Keadilan


Menutup laporannya, Amnesty mendesak komunitas internasional untuk tidak lagi tinggal diam terhadap kejahatan genosida yang tengah berlangsung.

"Dunia bukan hanya gagal mencegah genosida ini, tapi juga membiarkan Israel merancang cara-cara baru untuk menginjak martabat rakyat Palestina,” kata Callamard. (Bd20

Follow Mediatama Prakarsa untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel

Type above and press Enter to search.