TpzoBSM0TUOlTpAoBSW9GUC9GA==

Iran-Israel Memanas, Putin: Teheran Tak Minta Bantuan Kami

Iran-Israel Memanas, Putin: Teheran Tak Minta Bantuan Kami
Iran-Israel Memanas, Putin: Teheran Tak Minta Bantuan Kami (Foto: Iran Internasional)

Mediatama Prakarsa, Teheran - Ketegangan udara antara Iran dan Israel kian membara. Namun, di tengah gempuran rudal dan serangan drone, Iran disebut belum sekalipun meminta bantuan militer dari sekutunya, Rusia. Hal ini ditegaskan langsung oleh Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis (19/6/2025).

"Teman-teman Iran kami tidak meminta hal itu," ujar Putin.

Pernyataan Putin muncul setelah serangkaian ledakan mengguncang bagian utara dan timur Teheran pada Rabu, saat militer Israel mengklaim telah menghantam sejumlah target strategis dalam hari keenam konflik udara yang menghanguskan kedua negara.

Video yang beredar luas di media sosial menunjukkan kepulan asap pekat dari sejumlah titik serangan di Teheran. Kelompok Human Rights Activists yang berbasis di Washington mencatat korban tewas mencapai 585 jiwa, sementara 1.326 lainnya luka-luka. Israel pun melaporkan ratusan korban dari serangan balasan Iran.

Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump, dalam gaya khasnya yang provokatif, menebar ultimatum keras kepada Iran. Melalui platform Truth Social, Trump menyebut Iran harus menyerah tanpa syarat, bahkan menyebut nama Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, sebagai target potensial.

"Khamenei adalah target yang mudah... Tapi kami belum akan menindaklanjutinya setidaknya untuk sekarang," tulis Trump.

Tak tinggal diam, Khamenei menanggapi dengan nada keras. Dalam pidato yang disiarkan televisi nasional, ia menolak mentah-mentah ancaman AS.

"Iran bukan bangsa yang tunduk pada bahasa kekerasan. Setiap bentuk invasi militer akan dibayar mahal dengan kerusakan yang tidak bisa diperbaiki," tegasnya.

Khamenei juga menyebut tuntutan penyerahan total sebagai bentuk perdamaian paksa yang tak bisa diterima oleh rakyat Iran.

"Ancaman seperti itu tidak menggetarkan kami. Mereka seharusnya mengancam pihak yang takut diancam, bukan bangsa Iran," katanya.

Konflik terbaru ini bermula dari klaim Israel bahwa Iran hampir menuntaskan pembuatan senjata nuklir. Teheran langsung membantah, dan menyambutnya dengan rentetan serangan balasan lewat drone dan rudal ke wilayah Israel.

Serangan udara Israel memantik gelombang kecaman internasional. Rusia, dalam pernyataan resminya, menyebut serangan terhadap fasilitas nuklir Iran sebagai tindakan ilegal yang berisiko memicu "bencana nuklir".

Situasi pun kian genting, dan dunia menahan napas menanti akhir dari duel udara dua kekuatan besar Timur Tengah ini. (Bd20)

Follow Mediatama Prakarsa untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel

Type above and press Enter to search.