 |
| Tidur larut malam dan bangun siang jadi pola baru yang tak jarang terbawa hingga jelang masuk kerja atau sekolah. Foto: Pixabay |
Mediatama Prakarsa, - Libur Lebaran sering kali jadi momen "bebas aturan", termasuk soal jam tidur. Tidur larut malam dan bangun siang jadi pola baru yang tak jarang terbawa hingga jelang masuk kerja atau sekolah.
Tapi tenang, menurut ahli, kebiasaan tidur yang berantakan bisa dipulihkan—asal dilakukan dengan perlahan dan penuh kesabaran.
"Enggak perlu buru-buru. Pulihkan saja pelan-pelan," ujar dr. Andreas Prasadja, RPSGT, dokter spesialis tidur dari Klinik Gangguan Tidur Mitra Keluarga Kemayoran, Jakarta.
Menurutnya, pola tidur sebaiknya dikembalikan secara bertahap. Misalnya, jika selama Ramadhan biasa tidur pukul 22.00, sedangkan sebelumnya tidur pukul 21.00, maka coba geser waktu tidur sedikit demi sedikit setiap malam.
"Anggap saja seperti jet lag. Satu jam perbedaan butuh satu hari penyesuaian," jelasnya. Artinya, perbedaan tiga jam butuh waktu tiga hari untuk kembali normal.
Selain itu, dr. Andreas mengingatkan pentingnya menjauhi kafein saat malam hari, karena bisa memperparah gangguan tidur.
Senada dengan itu, psikolog klinis Kasandra A. Putranto menjelaskan bahwa perubahan ritme tidur selama liburan bisa mengganggu sistem sirkadian tubuh—jam biologis yang mengatur kapan kita mengantuk dan terjaga.
"Setelah liburan, tubuh butuh waktu untuk kembali terbiasa dengan rutinitas. Maka, penting untuk mulai menetapkan jadwal tidur yang konsisten, termasuk di akhir pekan," katanya.
Kasandra juga menyarankan menciptakan suasana tidur yang nyaman: kamar gelap, sejuk, dan bebas gangguan. Jika sulit tidur karena stres, cobalah teknik relaksasi seperti meditasi atau yoga ringan sebelum tidur.
Jadi, sebelum alarm pagi kembali membangunkan kita untuk kerja atau sekolah, pastikan tubuh sudah bersahabat lagi dengan pola tidur sehat.
Sumber: Antara
