TpzoBSM0TUOlTpAoBSW9GUC9GA==

Fedi Nuril: Dari Aktor Romantis ke Suara Kritis Demokrasi

Fedi Nuril: Dari Aktor Romantis ke Suara Kritis Demokrasi


Mediatama Prakarsa, Jakarta - Fedi Nuril, yang dahulu dikenal sebagai sosok pria lembut dalam film Ayat-Ayat Cinta, kini menjelma menjadi figur publik yang lantang bersuara tentang arah demokrasi Indonesia.

Di tengah dunia hiburan yang kerap memilih netral, Fedi memilih jalur berbeda: menyuarakan kegelisahan rakyat.

Ketertarikannya pada isu sosial-politik bukan hal baru, tapi baru kini ia menjadikannya panggung kedua setelah layar lebar.

“Saya enggak bisa lagi diam,” ungkapnya.

Melalui akun media sosial X miliknya, Fedi Nuril di Media sosialnya menjadi ruang ekspresinya—bukan sekadar konten, tapi perlawanan intelektual yang ia jalani lewat debat dengan politisi hingga akademisi.

Pemerintahan Jokowi periode kedua menjadi titik balik bagi keberaniannya. Ia menyoroti keputusan politik yang menurutnya menyakiti akal sehat dan hati nurani sejarah bangsa.

Kritik paling tajam dilontarkan saat Jokowi merestui pencalonan putranya sebagai wakil presiden.

"Di situlah urgensinya, saya harus bersuara," tegasnya.

Berasal dari keluarga militer, Fedi membawa nilai keberanian dan tanggung jawab dalam setiap kata. Ia sadar, popularitas bisa terancam, tapi keyakinan bahwa ia mewakili suara-suara yang bungkam, menjadikannya tetap berdiri.

Bagi Fedi, ini bukan tentang sensasi, tapi panggilan nurani. (Bd20)

Follow Mediatama Prakarsa untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel

Type above and press Enter to search.