![]() |
Bupati Bandung Temukan 36 Dapur MBG Bodong, Perintahkan Segera Diganti (Foto: Diskominfo) |
Mediatama Prakarsa, Bandung - Bupati Bandung, Dadang Supriatna atau yang akrab disapa Kang DS, melakukan pemantauan program Makan Bergizi Gratis (MBG) selama dua hari berturut-turut, Selasa (9/9/2025) hingga Rabu (10/9/2025).
Dalam kegiatan tersebut, ia menemukan adanya 36 dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) bodong yang tidak terealisasi, dan langsung memerintahkan pergantian mitra pengelola.
Monitoring dilakukan bersama Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Prof. Dadan Hindayana, Dirjen Bina Administrasi Wilayah Kemendagri Dr. Safrizal ZA, serta sejumlah pejabat terkait.
“Kalau ada dapur bodong, segera diganti. Saya tugaskan pihak terkait untuk menindaklanjuti,” tegas Kang DS.
Hingga saat ini tercatat sudah ada sekitar 90 dapur MBG yang beroperasi di Kabupaten Bandung, sementara 250 dapur lainnya masih dalam tahap pembangunan.
Targetnya, pada Desember 2025 seluruh 361 dapur MBG dapat berjalan. Untuk dapur yang sudah aktif, evaluasi dilakukan rutin, termasuk rotasi menu setiap 10 hari dan distribusi susu pasteurisasi produksi KPBS Pangalengan dua kali dalam sepekan.
Kang DS menekankan keberhasilan program ini sangat bergantung pada sinergi dengan pengusaha dan koperasi lokal.
Menurutnya, selain meningkatkan gizi anak, program MBG juga dapat menggerakkan ekonomi desa melalui Koperasi Merah Putih.
“Kalau koperasi jalan, ekonomi desa berputar. Saya sudah kumpulkan kepala desa dan kepala koperasi, dan saya yang akan bertanggung jawab,” ujarnya.
Kepala BGN, Prof. Dadan Hindayana, menambahkan bahwa hingga kini terdapat 7.558 SPPG beroperasi di seluruh Indonesia dengan produksi mencapai 666 juta porsi makanan.
Ia menekankan pentingnya ketersediaan bahan baku, seperti beras dan buah, untuk menjaga keberlangsungan program.
Dirjen Bina Administrasi Wilayah Kemendagri, Safrizal ZA, yang turut serta dalam kunjungan, menegaskan Kabupaten Bandung memiliki posisi strategis sebagai produsen pangan sehingga program MBG di wilayah ini memiliki potensi besar untuk menjadi percontohan nasional. *
Follow Mediatama Prakarsa untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel